Dunia
pendidikan tak luput dari paradoks, yang berarti pujian semu. Kata
paradoks berasal dari kata Bahasa Yunani paradoxon; para berarti semu
dan doxon atau doxa berarti pujian, kemuliaan. Pendidikan dipuja-puji
sebagai solusi terhadap masalah kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan,
diskriminasi, ketidakadilan, kesewenang-wenangan, kebohongan, dan konflik sosial. Pendidikan pun
seringkali diharapkan dapat bemilai sebagai proses
'pembelajaran'sekaligus sebagai 'pemberdayaan' kemampuan (ability) dan
kesanggupan (capability) peserta didiknya.
Namun
pada kenyataannya yang sampai kini terjadi adalah proses pendidikan di
negeri ini seringkali justru menjadi sebuah beban bagi peserta didiknya
selain melalui muatan-muatan kurikulumnya. Juga melalui pendekatannya
yang cenderung bersifat satu arah dan mengutamakan adanya 'pemaksaan'
keyakinan.
Melalui
proses pendidikan seringkali peserta didik dijadikan obyek dari sebuah
proses tranfer pengetahuan dengan menghafal muatan-muatan pelajaran yang
sangat padat. Pendekatan yang digunakan dalam proses pendidikan pun
lebih menempatkan guru sebagai obyek dan peserta didik sebagai obyek.
Pun proses yang terjadi seringkali tidak memungkinkan adanya komunikasi
dua arah yang sebenamya antara guru dan peserta didiknya.
Tentu
ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan sebuah pendidikan. Dan
salah satu kunci dalam pendidikan ialah peranan orang tua. Sebenarnya
kalau kita melihat keterlibatan orang tua sampai saat ini masih sangat
kurang. Terutama orang tua yang di kota, yang sibuk dengan aktivitas di
kantor. Sehingga terlihat sekali bahwa anak tersebut seolah-olah itu
semua tanggung jawab guru.
Padahal
orang tua juga harus terlibat di dalam hal itu. Karena anak tersebut
tidak hanya bisa dikreatifkan selama di sekolah saja. Anak tidak akan
bisa kreatif kalau tidak ada pantauan secara langsung dari orang tuanya.
Keterkaitan
orang tua dalam hal ini sangat penting. Apalagi kalau dilihat dalam
proses belajar mengajar. Ada pekerjaan rumah yang tidak bisa dijawab,
harusnya orang tua juga kreatif mencari dari buku yang lain. Atau
membimbing anak mencarikan hal- hal yang lain sehingga dia merasa bahwa
orang tuanya tidak sekadar memberikan uang jajan atau menyekolahkan dia.
Tetapi juga ikut meningkatkan kreativitas atau meningkatkan pendidikan.
Dengan
kata lain, dalam penggunaan pendidikan maka semua pihak terlibat. Dan
oleh karenanya, baik guru, siswa, maupun orang tua mesti kreatif.
Selama
ini sebagian orang berpikir bahwa pendidikan itu hanya merupakan
tanggung jawab sekolah. Oleh sebab itu, ketika orang tua memasukan
anaknya ke sekolah, mereka seolah-olah berpikir bahwa masalah telah
selesai. Padahal mereka lupa bahwa orang tua merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari keberhasilan pendidikan itu sendiri.
Dalam
Undang-Undang Nomor: 23 TAHUN 2002 tentang: Perlindungan Anak Bab IV
tentang Kewajiban dan Tangung Jawab, khususnya bagian keempat tentang
kewajiban dan Tanggung Jawab Keluarga dan Orang Tua, pada pasal Pasal 26
disebutkan bahwa
(l) Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:
a. mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak;
b. menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya; dan
c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.
Dari
sini nampak bahwa negara memberi peran kepada orang tua agar sungguh
-sungguh menunjukan perhatian kepada anak, termasuk dalam masalah
pendidikan. Olehnya, jika orang tua mengabaikan hal tersebut, maka
mereka dapat dikenakan sanksi dan hukuman sesuai peraturan yang berlaku.
Beberapa
peneliti mencatat bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak di
sekolah berpengaruh positif pada hal-hal berikut yakni;
(l) Membantu penumbuhan rasa percaya diri dan penghargaan pada diri sendiri.
(2) Meningkatkan capaian prestasi akademik,
(3) Meningkatkan hubungan orang tua-anak,
(4) Membantu orang tua bersikap positif terhadap sekolah, dan
(6) Menjadikan orang tua memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap proses pembelajaran di sekolah.
Pada
sisi lain, untuk mendorong keterlibatan orang tua dalam pendidikan
anak, maka pihak sekolah dapat menyiapkan beberapa metoda untuk dapat
melibatkan orang tua pada pendidikan anak. Diantaranya dengan: acara
pertemuan guru-orang tua, komunikasi tertulis guru-orang tua, meminta
orang tua memeriksa dan menandatangani PR, mendukung tumbuhnya forum
orang tua murid yang aktif diikuti para orang tua.
Selain
itu kegiatan rumah yang melibatkan orang tua dengan anak dikombinasikan
dengan kunjungan guru ke rumah. Terus membuka hubungan komunikasi
(telepon, sms, e-mail, portal interaktif dll) serta dorongan agar orang
tua aktif berkomunikasi dengan anak.
Selain
itu, di antara teori pendidikan menyebutkan sebuah paradigma tripartite
(tiga pusat pendidikan), yang menempatkan sekolah, keluarga dan
masyarakat sebagai tiga elemen yang tidak terpisahkan dalam proses
pendidikan.Dari ketiga elemen tripartite itu, keluarga merupakan fokus
utama yang harus mendapat perhatian lebih, karena anak lebih banyak
berada di rumah.
Pendidikan
anak pada hakikatnya adalah tanggung jawab para orang tua. Oleh karena
itu keterlibatan orang tua dalam mendukung sukses anak menuntut ilmu di
sekolah merupakan kewajiban. Untuk menjadi pendidik yang baik, orang tua
mesti menghiasi dirinya dengan keteladanan. Sebagai contoh dapat
diingat semboyan; tut wuri handayani.
Peran
penting orang tua adalah membangun dan menyempurnakan kepribadian dan
moral anak. Untuk itu perlu sikap-sikap orang tua sebagai pendidik yang
sabar, lembut, dan kasih sayang. Dengan berbuat demikian, diharapkan
akan tampil anak - anak yang cerdas dan berkualitas baik secara
jasmaniah maupun rohaniah.
Agar
semua ideal tersebut dapat terwujud, maka peran orang tua mesti
ditampilkan secara optimal. Orang tua mesti membangun kerjasama dengan
pihak sekolah, demikian sebaliknya, sehingga dari kerjasama tersebut
anak mendapat ruang yang cukup luas untuk mengembangkan dirinya.
Akhirnya
dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang berhasil, bukan saja karena
keaktifan anak sebagai peserta didik, tetapi para pendidik, sarana
prasarana, dukungan pemerintah melalui kebijakan dan peraturan, maupun
peran orang tua merupakan elemen-elemen yang saling menopang dan
melengkapi dalam keberhasilan pendidikan itu sendiri.
Sumber: http://inspiringteach.blogspot.com/peran-orang-tua-dalam-pendidikan-anak diakses pada tanggal 27012015